-->
ads here

Panduan Lengkap Budidaya Ikan Patin

- 5/19/2017
advertise here
Panduan Lengkap Budidaya Ikan Patin - Seiring upaya pemenuhan gizi masyarakat maka permintaan akan ikan khususnya ikan air tawar turut meningkat. Varian ikan air tawar cukup banyak namun ikan patin menjadi menu pilihan bagi sebagian masyarakat baik kota maupun desa. Namun demikian permintaan yang tinggi tersebut belum mampu terpenuhi seluruhnya karena sedikitnya pembudidaya ikan patin.

landuan Lengkap gudidaya ikan patin

Usaha budidaya ikan patin saat ini semakin digalakkkan demi pemenuhan pasar. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau sebagai habitat asli ikan patin. Namun dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam,keramba maupun bak dari semen. Hal ini memberikan peluang usaha bagi para pengusaha untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini. Bagi pemula sebetulnya tidak perlu khawatir akan memenemui kegagalan sebab budidaya ikan patin secara intesnsif relative mudah.

Selain itu ikan yang di beberapa daerah di sebut dengan nama ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak di sukai masyarakat. Selain harga harganya terjangkau juga rasanya enak dan gurih dengan daging yang lumayan banyak , tidak memiliki sisik dan durinyapun sedikit, mudah dipisahkan dari dagingnya. Pengolahan ikan patin cukup mudah salahsatunya yang digemari masyarakat adalah pepes ikan patin kemangi.



Persyaratan Budidaya Ikan Patin

Untuk dapat hidup, tumbuh dan berkembang dengan baik, Ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang mendukung. Hal ini perlu di ketahui agar dapat meminimalisir kegagalan dalam proses pembesaran atau budidaya ikan patin, yaitu antara lain:
  • Untuk kolam tanah sebaiknya memilih lahan yang memiliki jenis tanah liat/lempung, Jenis tanah tersebut  tidak porus sehingga dapat menahan air dalam volume besar, tidak mudah bocor.  Dapat dengan mudah dibuat pematang/dinding kolam yang kokoh.
  • Kemiringan tanah yang baik antara kolam satu dengan yang lainnya  yaitu berkisar antara 3-5% dari sumber air, untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi tanpa bantuan pompa air.
  • Untuk pembesaran ikan patin dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat. Untuk itu lebih sesuai di lakukan di setu atau danau.
  • Persyaratan lain yang juga penting yaitu kualitas air. Air untuk pemeliharaan ikan patin sebaiknya bersih atau tidak terlalu keruh, tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Air kotor seringkali menimbulkan penyakit seperti jamur.  Untuk menghindari penyakit jamur dapat ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur.
  • Suhu air yang baik untuk budidaya ikan patin antara 26-28 derajat C. Pada daerah-daerah tertentu yang suhu airnya relatif rendah dapat menggunaka heater (pemanas) untuk membantu menaikkan suhu air hingga mencapai suhu optimal.
  • Derajat keasaman atau PH air mendekati netral yaitu berkisar antara: 6,5-7.

Pemeliharaan Ikan Patin

Tujuan pemeliharaan disini yaitu untuk memacu pertumbuhan ikan patin hingga mencapai ukuran Ikan Patin konsumsi. Ukuran ikan Patin yang biasa dikonsumsi dengan harga pasar terbaik yaitu sekitar 200 gram sampai 1 kg.

Pertumbuhan ikan Patin terbaik mudah dicapai pada budidaya dengan kolam tanah / lumpur karena pada kolam lumpur dengan air yang mengalir cukup baik, paling sesuai dengan habitat asli ikan patin. Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram. Namun dapat juga di lakukan budidaya pada kolam semen yang penting airnya mengalir, mutunya baik. Adapun langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin adalah sebagai berikut:

1. Pemupukan

Sebelum ikan patin ditebarkan pada kolam lumpur hendaknya dilakukan pemupukan. Tujuannya untuk menumbuhkan plankton plankton dalam air, yang mana plankton plankton tersebut dapat menjadi makanan alami bagi ikan patin sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupk urea atau pupuk kandang. Dosis untuk pupuk kandang yaitu sekitar 50-700 gram/m 2 dan untuk pupuk urea 1-5 ons / m2. Diamkan selama 1-2 minggu agar plankton tumbuh dengan baik

2. Pemberian Pakan

Pemberian pakan harus mendapat perhatian lebih karena pemberian pakan merupakan faktor yang cukup menentukan dalam keberhasilan budidaya ikan patin. Yang perlu mendapat perhatian dalam pemberian pakan diantaranya adalah dari aspek kandungan gizi pakan, jumlah/volume pakan dan frekuensi pemberin pakan.

Pemberian pakan dapat dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore. Sedangkan jumlah pakan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Untuk itu dapat dilakukan penimbangan berat badan ikan setiap minggu. Caranya dengan mengambil dan menimbang sempel ikan patin sebanyak 5-10 ekor. Kemudian berat ikan rata rata dikalikan dengan jumlah ikan yang ditebar ke dalam kolam.

Jenis pakan yang diberikan adalah Pelet yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Bisa juga ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain yang dihancurkan terlebih dahulu. Pemberian pakan alami tambahan yang diperoleh dari lingkungan sekitar selain mengandung protein tinggi juga dapat menghemat biaya pemeliharaan.

3. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Salah satu kendala dan masalah budidaya ikan patin adalah hama dan penyakit. Binatang atau hama yang sering  menyerang pada kolam pemeliharaan ikan patin antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan membuat pagar untuk menutup akses masuk hama tersebut ke kolam, dan memasang lampu penerangan di sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu.

Jenis penyakit yang sering menyerang ikan patin biasanya disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan factor factor seperti pencemaran air atau mutu air yang kurang baik, cahaya matahari yang terik yang berakibat suhu air meningkat dll . Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular tetapi jika di biarkan dapat menimbulakan penyakit infeksi. 
Selengkapnya dapat di baca pada artikel : Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Patin.

4. Pemanenan Ikan Patin

Pemanenan ikan patin merupakan saat yang ditunggu tunggu setelah sekian lama mengalami capek den letih pada proses budidaya. Yang perlu diperhatikan dalam pemanenan diantaranya ada beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sangat disayangkan jika budidaya ikan patin sudah berhasil dengan baik, namun harus mengalami kegagalan saat proses pemanenan.

Ikan patin merupakan ikan yang sangat gesit dibandingkan ikan air tawar lainnya sehingga penangkapan dengan menggunakan alat bantu jala apung dikhawatirkan akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dengan alat bantu kere bambu. Kere bambu di bentangkan mulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Dengan demikian ikan akan terorong dan berkumpul di dalam kere bambu . Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.

Setelah ikan patin diangkat segera lakukan pengepakan sesuai kebutuhan, baik dalam kondisi hidup maupun mati. Namun demikian pemasaran ikan patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen. Pengepakan ikan patin dalam kondisi hidup dapat dilakukan dalam kantong plastic yang diisi air dan oksigen.

Demikian cara budidaya ikan patin , semoga bermanfaat.
Advertisement advertise here