Cara Budidaya Terong Ungu - Terong atau terung adalah salah satu jenis tanaman hortikultura tahunan semusim, yang sangat popular di Indonesia dan Asia
pada umumnya. Beberapa sumber menyatakan
bahwa asal terung atau terong berasal dari India dan Srilangka. Namun demikian
pada masa sekarang ini sudah menyebar ke seluruh dunia.
Baca Juga : Kandungan Gizi Dan Manfaat Terong Ungu
Bentuknya yang khas yaitu bulat memanjang dengan bentuk
runcing pada pangkal buahnya. Nama latin dari terong yaitu Salonum melongena, merupakan anggota Solanaceae berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan kerabat agak
jauh dari tomat.
Cirikhas Tanaman Terong
Tanaman terong ungu
dapat tumbuh setinggi 40 cm hingga 150 cm. Bentuk daunnya besar, panjangnya 10–20 cm dan lebarnya 5–10 cm, dengan lobus
yang kasar dan berbulu. Batangnya biasanya berduri, dengan bunga berwarna putih
hingga ungu. Mahkota bunga memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning.
Sedangkan buah terong berukuran 15 cm hingga 30 cm panjangnya dan berdiameter
bervariasi 2 cm hingga 7 cm.
Jenis terong yang dibudidayakan di Indonesia sangat, namun
dari segi warna dapat dibedakan menjadi 3 jenis
yaitu terong putih, hijau dan ungu. Bentuknya pun ada yang bulat,
lonjong besar, hingga lonjong dengan pangkal buah runcing.
Tanaman terong ungu menghendaki kondisi tanah lempung
berpasir dengan keasaman tanah netral yaitu berkisaran pH 6,5-7. Suhu udara
yang cocok untuk terong dapat berproduksi maksimal yaitu pada kisaran suhu
22-30oC dan membutuhkan sinar matahari penuh, oleh karena itu cocok ditanam
pada musim kemarau namun dengan pengairan yang cukup.
Karena terong masih berkerabat dengan lenca, tomat dan
kentang maka dapat dipastikan hama dan penyakit yang biasa menyerang
tanaman-tanaman tersebut bisa juga menyerang tanaman terong ungu. Untuk
meminimalisir serangan hama dan penyakit maka di sarankan dalam melakukan
rotasi tanaman, tidak merotasi dengan tanaman-tanaman tersebut.
Penyemaian Benih Terong Ungu
Jumlah benih terong ungu yang dibutuhkan untuk setiap hektar
lahan yaitu sekitar 300-500 gram, dengan asumsi benih dapat tumbuh minimal 75%.
Penyemaian dapat dilakukan membuat bedengan pada lahan yang terlindung dari
gangguan binatang dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Bedengan dapat dibuat dengan ukuran lebar 1 meter dan tinggi
20 cm. Terlebih dahulu tanah di gemburkan dengan cangkul sebelum di bentuk menjadi bedengan
dan dicampur dengan arang sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan sekitar
1:1:1. Kemudian berikan naungan terhadap bedengan tersebut.
Sebelum benih terong ungu diterbar, terlebih dahulu direndam
dengan air hangat selama 10-15 menit, kemudian benih tersebut dibungkus dengan
kain basah dan diamkan selama 24 jam. Penebaran benih dapat dilakukan dengan
membuat alur berjarak 5-10 cm dengan kedalaman 2-3 cm diatas bedengan. Kemudian
tebarkan benih terong ungu jangan terlalu padat dan tutup dengan sedikit tanah.
Setelah benih di tebar sempurna, tutup bedengan dengan daun pisang atau jerami.
Kemudian siram dengan air untuk menjaga kelembaban persemaian.
Benih terong ungu akan tumbuh sekitar 2-3 hari berbentuk
seperti kecambah. Penutup daun pisang atau jerami dapat dibuka agar dapat
tumbuh dengan sempurna. Perawatan harian dapat disiram setiap pagi dan sore.
Setelah tumbuh dengan tinggi sekitar 3-5 cm, pindahkan bibit tanaman terong
ungu tersebut kedalam polybag kecil ukuran 9X10 cm, satu polybag satu tanaman. Media
tanam dalam polybag dapat digunakan tanah dan kompos dengan perbandingan 1 : 1. Setelah tanaman berumur 1-1,5 bulan atau setelah
memiliki minimal 4 helai daun, dapat dipindahkan ke lahan pembudidayaan.
Pengolahan Lahan dan Penanaman
Sambil menunggu proses penyemaian benih terong ungu, lahan
untuk budidaya dapat diolah dengan cara di cangkul atau dibajak dengan traktor
hingga tanah menjadi gembur. Bersihkan tanah dari gulma atau rumput liar. Kemudian
dapat dibentuk bedengan dengan ukuran lebar 1 meter tinggi 30 cm dan panjang disesuaikan
dengan bentuk lahan dengan di beri jarak antar bedengan 30 cm, cukup untuk
jalan kaki.
Selanjutnya taburkan pupuk kandang di atas bedengan dan aduk
hingga merata. Jumlah pupuk kandang kurang lebih sebanyak 15 ton untuk satu
hektar lahan. Apabila keasaman tanah kurang dari 5 derajat, untuk menetralisir
dapat ditambahkan kapur dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar. Lakukan satu
minggu sebelum penanaman .
Setelah lahan siap, maka bibit dapat di tanam dengan membuat
lubang tanam secara berbaris. Untuk satu
bedengan dapat di buat lubang tanam sebanyak dua baris. Jarak tanam antar
lubang 60 cm dan jarak antar baris 70 cm. Kedalaman lubang disesuaikan dengan ukuran
polybag.
Kemudian tanam bibit terong ungu dengan membuka
polybag secara hati hati, usahakan tanah dalam polybag tidak pecah agar akar
tidak putus dan tanaman tidak
stress/layu. Timbun dengan tanah dan tekan pelan pelan agar tanaman dapat
berdiri tegak. Tanaman terong ungu cenderung tidak tahan dengan kekeringan,
untuk itu segera siram setelah bibit ditanam.Perawatan Tanaman Terong Ungu
Usahakan tanaman terong ungu yang masih kecil jangan sampai
kekurangan air, untuk itu perlu dilakukan perawatan harian yaitu penyiraman
setiap pagi dan sore hari. Dengan penyiraman tersebut di harapkan
pertumbuhannya lebih optimal. Setelah tumbuh besar frekwensi penyiraman dapat
dikurangi yaitu 2-3 hari sekali apabila tidak terjadi turun hujan.
Namun demikian jika terdapat tanaman terong yang layu atau
pertumbuhannya kurang baik dapat dilakukan penyulaman setelah berumur 1-2
minggu setelah tanam. Penyulaman atau penggantian tanaman tersebut dapat
dilakukan dengan mencabut kemudian menggantikannya dengan tanaman baru yang
lebih subur.
Untuk mempercepat pertumbuhan dapat dilakukan pemupukan anorganik
yaitu dengan pupuk urea ketika tanaman terlihat ada pertumbuhan atau sekitar
2-3 minggu setelah bibit ditanam. Dosis pemupukan urea berkisar 80 kg/ha.
Pemupukan berikutnya dapat dilakukan pada minggu ke 5 dan ke 7 dengan
ditambahkan pupuk KCl dengan dosis 45
Kg/ha.
Perawatan lain selain pemupukan yaitu penyiangan gulma.
Gulma atau rumput liar sering tumbuh pada bedengan atau disekitar tanaman
terong ungu. Untuk itu harus dilakukan penyiangan
agar pertumbuhan tanaman terong tidak terganggu.
Ketika tanaman sudah besar untuk memperkuat batang dalam
menopang buah terong nantinya dapat dilakukan pemasangan patok bambu atau ajir.
Pemasangan ajir bamboo dapat dilakukan sedini mungkin sebelum tanaman terong
ungu berbunga yaitu sekitar umur 4 minggu. Yang perlu diperhatikan dalam
pemasangan ajir hendaknya merusak akar tanaman. Kemudian ikat batang tanaman
pada ajir dengan tali plastic.
Pemanenan Buah Terong Ungu
Pemanenan pada usaha budidaya terong ungu ini biasanya
dilakukan setelah berumur 70-80 hari sejak bibit ditanam. Pemetikan buah dapat
dipilih buah terong ungu yang optimal yaitu yang tidak muda atau terlalu tua. Buah
dipetik beserta tangkainya dengan bantuan alat gunting stek.
Pemanenan berikutnya dapat dilakukan setiap 3-7 hari sekali.
Jika perawatan tanaman terong ungu ini dilakukan dengan baik, maka dalam satu
kali musim tanam dapat dilakukan pemanenan hingga 10-15 kali panen, atau bahkan
bisa lebih dari itu.
Setelah pemanenan dan pengangkutan, lakukan sortasi menurut
ukuran dan warna kemudian segera pasarkan agar jangan sampai terjadi
pembusukan. Demikian cara budidaya terong ungu semoga bermanfaat.
Baca Juga : Resep Masakan Terong Balado Khas Padang
Advertisement