Faktor Faktor Keberhasilan Transportasi Ikan - Dalam usaha budidaya perikanan teknik yang harus dikuasai
selain teknik budidaya itu sendiri yang tidak kalah pentingnya yang harus
mendapat perhatian adalah penguasaan teknik transportasi atau pengangkutan ikan
baik ikan hidup ataupun ikan mati. Transportasi ikan erat kaitannya dengan
perlakuan pasca panen untuk mempertahankan kesegaran dan kelangsungan hidup
ikan
Tentunya pengangkutan ikan mati lebih mudah jika
dibandingkan dengan pengangkutan ikan hidup. Pengangkutan atau transportasi
ikan mati pada dasarnya hanya menekankan pada kesegaran ikan, yang mana kesegaran
ikan dapat dengan mudah dipertahankan dengan pendinginan atau pembekuan. Lain
halnya teknik transportasi ikan hidup banyak faktor yang harus diperhatikan
dalam rangka mempertahankan ikan agar tetap hidup sampai tempat tujuan dalam
jangka waktu tertentu.
Baca Juga : Teknik Pengangkutan Ikan Hidup
Baca Juga : Teknik Pengangkutan Ikan Hidup
Teknik transportasi ikan hidup hendaknya memperhatikan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pengangkutan ikan
hidup hingga ke tempat tujuan. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi
keberhasilan pengangkutan itu diantaranya :
1. Kualitas Ikan
Kualitas ikan yang dimaksud disini adalah kondisi ikan
dalam keadaan hidup dan sehat. Ikan yang akan diangkut hendaknya berkualitas
baik. Ikan yang kualitasnya rendah memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan ikan berkualitas baik. Jangka waktu pengangkutan yang lebih lama ikan
yang sehat lebih mampu bertahan hidup
2. Oksigen Dalam Kemasan
Kemampuan ikan untuk menggunakan oksigen tergantung dari
tingkat toleransi ikan terhadap perubahan lingkungan, suhu air, pH, konsentrasi
CO2 dan hasil metabolisme seperti amoniak. Biasanya dasar yang digunakan untuk
mengukur konsumsi O2 oleh ikan selama transportasi adalah berat ikan dan suhu
air. Jumlah O2 yang dikonsumsi ikan selalu tergantung pada jumlah oksigen yang
tersedia. Jika kandungan O2 meningkat ikan akan mengkonsumsi O2 pada kondisi
stabil dan ketika kadar O2 menurun konsumsi O2 oleh ikan lebih rendah
dibandingkan konsumsi pada kondisi kadar O2 yang tinggi.
3. Suhu Air
Suhu merupakan faktor yang penting dalam transportasi
ikan. Suhu optimum untuk transportasi ikan adalah 6 – 8 0C untuk ikan yang
hidup di daerah dingin dan suhu 15 – 20 0 untuk ikan di daerah tropis. Untuk
mempertahankan suhu tertentu ketika pengangkutan dapat dilakukan beberapa hal
diantaranya memodifikasi dengan menambahkan alat pendingin, menambahkan es batu
atau cukup dengan menutup dengan terpal untuk melindungi sengatan matahari.
4. Nilai pH, CO2, dan Amoniak
Nilai pH atau derajat keasaman air merupakan faktor
kontrol yang bersifat teknik. Perubahan pH air umumnya dipengaruhi oleh adanya
kandungan CO2 dan amoniak. Kadar CO2 dalam kemasan meningkat akibat dari hasil
respirasi ikan. Tingginya kadar CO2 secara perlahan akan mengubah pH air menjadi asam selama
transportasi. Nilai pH optimum selama transportasi ikan hidup adalah 7 sampai 8
derajat. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, yang berakibat pada
kematian ikan.
Begitu juga dengan timbulnya amoniak. Amoniak merupakan jenis
senyawa anorganik nitrogen yang bersifat asam sehingga dapat menurunkan derajat
keasaman air. Dialam bebas amoniak timbul dari eksresi organisme perairan,
permukaan, penguraian senyawa nitrogen oleh bakteri pengurai, serta limbah
industri atau rumah tangga.
5. Kepadatan dan aktivitas ikan selama transportasi
Kepadatan ikan hidup dalam kemasan dihitung berdasarkan
perbandingan antara volume ikan dan volume air. Kepadatan ikan selama
transportasi hendaknya tidak boleh lebih dari 1 : 3 untuk ikan berukuran
besar/ikan konsumsi. Ikan-ikan yang lebih besar, seperti induk ikan dapat dikemas
dengan perbandingan ikan dan air sebesar 1 :2, tetapi untuk ikan-ikan kecil atau
benih ikan dapat di gunakan perbandingan 1 : 100 atau 1 : 200.
Kesegaran ikan juga dipengaruhi oleh aktifitas ikan selama
transportasi, apakah ikan dalam keadaan meronta-ronta dan letih selama
transportasi. Ketika ikan berada dalam wadah selama transportasi, ikan-ikan
selalu berusaha melakukan aktivitas. Selama aktivitas otot berjalan, suplai
darah dan oksigen tidak memenuhi, sehingga perlu disediakan oksigen yang cukup
sebagai alternatif pengganti energi yang digunakan.
Permasalahan lain yang sering timbul dalam pengangkutan
sistem basah adalah selalu terbentuk buih
yang disebabkan banyaknya lendir
dan kotoran ikan. Kematian pada saat pengangkutan sering terjadi diduga akibat
masalah tersebut, walaupun sudah diberok selama satu hari, isi perut masih ada.
Sehingga pada saat diangkut masih ada kotoran yang mencemari media air yang
digunakan untuk transportasi. Disamping itu, bobot air cukup tinggi yaitu 1 : 3
atau 1 : 4 bagian ikan dengan air menjadi kendala tersendiri untuk dapat
meningkatkan volume ikan yang diangkut.
Baca juga : Cara Budidaya Ikan Mas
Baca juga : Cara Budidaya Ikan Mas
Advertisement