Budidaya Ikan Nila Dengan Sistem Bioflok - Budidaya ikan dengan sistem bioflok menjadi alternatif lain
yang mulai banyak diterapkan oleh para pembudidaya ikan pada saat ini. Sistem
ini menjadi populer karena jika dibandingkan dengan sistem konvensional
mempunyai kelebihan diantaranya lebih irit pakan dan tingat kematian ikan lebih
kecil.
Pengertian Sisitem Bioflok
Sistem bioflok telah diterapkan pada beberapa budidaya ikan
diantaranya ikan lele, udang dan tidak menutup kemungkinan dapat juga
diterapkan pada ikan lain diantaranya ikan nila. Bioflok adalah gumpalan atau
agregat yang berisi mikroorganisme yang sangat baik untuk pakan ikan. Selain
terdapat mikroorganisme, bioflok juga terdiri dari bahan organik dan non
organik, kation, dan polimer organik. Bahan organik dalam bioflok tersebut
berisi 2-20% mikroorganisme dan 60-70% bahan organik lainnya, sedangkan bahan
anorganiknya berkisar 30-40%. Pembentukan bioflok telah di bahas lebih lengkapa
pada Budidaya Ikan Lele Dengan Sistem Bioflok.
Uji Coba Budidaya Ikan Nila Dengan Sistem Bioflok
Seperti yang telah dilansir portal berita Jitunews, yang
memberitakan ujicoba teknologi bioflok terhadap ikan Nila ini telah dilakukan
di Balai Pengembangan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, Aceh Besar,
Nahhroe Aceh Darussalam, sekitar Mei-Agustus 2014 lalu.
Budidaya Ikan Nila dimulai dengan penebaran benih nila berukuran
sekitar 4 gram dalam kolam bak semen seluas 160 m2 dengan kepadatan 38 ekor per
m2 pada salinitas 10 ppt. Pakan komersil (kandungan protein kasar 28%)
diberikan pada bulan pertama sebanyak 4% dari total berat badan. Berikutnya
pada bulan kedua sebanyak 3,5%, bulan ketiga sebanyak 3%, dan pada bulan keempat
sebanayak 2,5%.
Sebagai sumber karbon organik pemicu pembentukan flok,
diberikan molase sebanyak 300 ml. Molase diberikan setiap tiga hari sekali atau
2 kali per minggu. Aerasi udara diberikan secara merata dengan jarak 2 m.
Setelah memasuki masa pemeliharaan bulan ketiga, kincir diberikan dengan tujuan
untuk menambah kandungan oksigen di kolam pemeliharaan.
Pemanenan
Pemanenan pada ujicoba budiaya ikan nila dengan sistem
bioflok ini dilakukan pada masa pemeliharaan 4 bulan. Hasil yang diperoleh
yaitu sebanyak 508 kg, dengan rata-rata berat ikan 154 gram . Jika hasil panen
ikan nila tersebut dikonversi dalam satuan luas hektar adalah 31,74 ton/ha.
Lebih dari setengah dari populasi ikan dapat dipanen atau dengan kata lain
tingkat kelangsungan hidup (SR) Nila sebesar 55%. Sedangkan nilai konversi
pakan (FCR) nya mendekati satu, yakni 1,06.
Penyebab SR rendah belum dipastikan lebih lanjut. Kemungkinannya
adalah efek dari perubahan mikroba di kolam. Alga dan bakteri benang sering
menjadi kerangka flok. Selama 3 kali pengamatan, diketahui bahwa terjadi
suksesi mikroba yakni menghilangnya dominasi alga benang sebagai penyokong
kerangka flok utama. Dominasi alga benang dapat dilihat dari flok yang berwarna
hijau kebiruan dan ukuran flok yang besar.
Setelah dilakukan analisa laba rugi, secara ekonomis,
budidaya ikan Nila dengan sistem bioflok tersebut cukup menguntungkan. Keuntungan
yang diperoleh dengan perhitungan kasarnya yaitu sekitar Rp 2 juta per 4 bulan pada
kolam pemeliharaan dengan luas 160 m2 atau Rp 382,875 juta/ha/tahun. Itulah
hasil budidaya ikan nila dengan sistem bioflok, cukup menguntungkan bukan? http://www.gemaperta.com/2016/03/budidaya-ikan-nila-dengan-sistem-bioflok.html
Demikian Cara Budidaya Ikan Nila Dengan Sistem Bioflok, Semoga baermanfaat, Selamat mencoba.
Baca juga : Cara Budidaya Ikan Nila Merah
Advertisement