-->
ads here

Cara Budidaya Ulat Hongkong Lengkap

- 12/23/2015
advertise here
Cara Budidaya Ulat Hongkong Terlengkap - Ulat hongkong mulai banyak dilirik sebagai usaha budidaya peternakan seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dan pemelihara burung kicau. Para pemelihara buruang kicau menyukai ulat hongkong karena murah dan sebagai pemenuhan protein dinilai sangat  bagus. Selain sebagi pakan burung juga dapat digunakan untuk pakan hewan reptil, ikan, landak mini atau hewan piaraan lainnya.

cara budidaya ulat hongkong terlengkap
Ulat Hongkong

Budidaya ulat hongkong tergolong mudah, tidak perlu pelatihan khusus. Biaya yang dibutuhkan juga tidak besar, dapat memulainya dalam sekala kecil. Sebagai tempat budidaya dapat memanfaatkan sebagian ruang dalam rumah yang ada tentunya di bagian belakang , tidak perlu lahan yang luas.

Klasifikasi & Siklus Hidup Ulat Hongkong

Klasifikasi ulat hongkong adalah sebagai berikut
- Kingdom          : Animalia
- Phylum            : Arthropoda
- Class                : Insekta
- Order               : Coleoptera
- Suborder          : Polyphaga
- Family             : Tenebrionidae
- Genus              : Tenebrio
- Spesies            : Tenebrio molitor



Jenis ulat hongkong atau mealworm yang banyak dibudidayakan saat ini sebetulnya fase larva dari metamorfose atau siklus hidup kumbang Tenebrio molitor. Sebelum menjadi kumbang dewasa, Tenebrio molitor mengalami metamorfose sempurna yaitu dari telur, larva, pupa, kumbang muda dan kumbang dewasa. Kurun waktu yang diperlukan dalam metamorfose tersebut cukup lama yaitu sekitar 3 – 6 bulan, tergantung pada kondisi tempat dan ketersediaan makanan. Pada fase larva itulah yang disebut sebagai ulat hongkong,  yang banyak dimanfaatkan sebagai pakan burung atau hewan piaraan lainnya

Siklus hidup ulat hongkong

Bibit Dan Tempat budidaya Ulat Hongkong

Siapkan wadah atau tempat budidaya ulat hongkong yaitu berupa kontainer plastik atau kotak kayu yang dapat disusun beberapa tingkat untuk budidaya dalam partai besar. Kemudian masukkan dedak atau bekatul  dan ratakan pada bagian dasarnya dengan tinggi / tebal lapisan sekitar 1/4 dari ketinggian wadah yang digunakan. Dedak atau bekatul selain sebagai pakan sekaligus berfungsi untuk mempertahankan kondisi kelembaban dan suhu udara sehingga ulat hongkong tidak mudah mati. Selanjutnya, wadah / kontainer plastik  disimpan pada tempat yang gelap dan hangat

Setelah tempat budidaya disiapkan kemudian masukkan bibit  ulat hongkong. Ulat hongkong yang  dijadikan sebagai bibit sebaiknya dipilih yang dewasa, dengan jumlah tergantung ukuran wadah atau kontainer plastik. Boleh juga menggunakan ulat hongkong yang sudah berubah menjadi kumbang (berwarna hitam).



Pemeliharaan Ulat Hongkong

Ulat hongkong adalah larva yang memakan apa saja. Namun demikian pakan yang diberikan harus dipilih pakan yang tidak menyebabkan timbulnya jamur. Contohnya yaitu sepotong roti, potongan kentang, sayur sayuran dan potongan buah-buahan yang tidak banyak mengandung air (terutama apel).

Proses perkembang-biakan ulat menjadi kumbang membutuhkan waktu lama, dan butuh kesabaran untuk diperoleh hasil optimal. Karena itu, banyak juga yang memulai breeding dengan memasukkan ulat hongkong  yang telah berubah menjadi kumbang agar prosesnya lebih cepat. Pengonttrolan dilakukan setiap hari, terutama untuk memeriksa ketersediaan pakan, sekaligus membersihkan sampah bekas makanan atau bekas kulit dari ulat hongkong.

Pada masa pemeliharaan selama kurnag lebih 3 bulan, ulat-ulat akan berubah menjadi pupa atau kepompong. Kepompong dapat dipelihara dalam wadah yang sama, atau bisa juga dipindahkannya ke wadah / kontainer lain. Maksud pemindahan ini untuk menghindari ulat hongkong yang belum berubah jadi kepompong, karena ulat hongkong  terkadang memakan teman-temannya yang sudah jadi kepompong, terutama jika mereka kekurangan pakan.  Sebaiknya jika tetap menggunakan wadah yang sama, pemberian pakan harus ditingkatkan tetapi jika ingin memelihara kepompong dalam wadah / kontainer plastik yang baru, media yang digunakan tetap sama, yaitu dedak / bekatul, dengan ketebalan secukupnya (tipis saja). Kepmpng dalam ke wadah / kontainer baru, tidak perlu diberikan pakan, karena kepompong tidak membutuhkan makanan apapun.

Kepompong akan menunjukkan perubahan dalam waktu 10 hari yaitu berubah bentuk fisiknya menjadi serangga berwarna putih, yang sebenarnya merupakan calon kumbang. Dari hari ke hari, warna putih ini akan berubah menjadi cokelat. Silakan dikontrol terus sampai warna serangga menjadi hitam, dan itulah yang disebut kumbang (Tenebrio molitor). Jika sudah menjadi kumbang, dapat diberikan pakan berupa potongan buah-buahan atau potongan roti.

Setelah  kumbang-kumbang menjadi dewasa ditandai dengan warnanya berubah menjdai hitam maka pindahlah kumbang tersebut ke wadah lain yang sudah diisi dengan media dedak / bekatul. Perbandingannya, takaran 4 gelas berisi kumbang memerlukan dedak sebanyak 2 kg. Dalam wadah inilah, kumbang akan memulai proses reproduksinya, seperti kawin dan bertelur.

Jika kumbang sudah bertelur, tunggu sampai 10 hari, kemudian dilakukan pengayakan terhadap telur-telurnya. Saat mengayak, yang ikut terayak adalah telur dan dedak, namun kumbang tidak ikut terayak. Telur dan dedak dikembalikan ke wadah semula. Adapun kumbang dipindah ke wadah lain, dengan media dedak dan perbandingan  yang sama seperti penjelasan sebelumnya (4 gelas kumbang membutuhkan 2 kg dedak).

Dalam wadah baru, kumbang akan bertelur kembali selama 10 hari. Silakan diayak kembali telur dan dedaknya, sedangkan para kumbang dipindah ke wadah baru. Demikian seterusnya, sampai kumbang sudah tidak bertelur lagi. Tanda kumbang sudah tak bertelur lagi adalah mati dengan sendirinya.

Pemanenan Ulat Hongkong

Telur telur yang telah dipisahkan akan menetas menjadi larva, yang tidak lain adalah ulat hongkong. Sejak menetas dapat diberikan pakan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Setelah masa pemeliharaan selama kurang lebih 50 hari ulat hongkong siap dipanen, untuk dipasarkan, atau digunakan sendiri sebagai pakan burung atau dikembangbiakan lagi. Cara pemanenanya cukup dengan diayak dengansaringan halus untuk memisahkan ulat dan bekatulnya.

Pada budidaya ulat hongkong ini sebenarnya tenaga yang dicurahkan relatif sedikit.  Hanya sekadar memberi pakan dan rajin memonitor perkembangannya. Hanya saja waktunya cukup lama sehingga diperlukan kesabaran tersendiri.

Baca Juga Artikel :
Advertisement advertise here