Susi Pudjiastuti, Menteri Perikanan & Kelautan, Tidak Lulus SMA, Perokok Dan Bertato - Menteri yang satu ini banyak di beritakan di media cetak maupun online Indonesia karena gayanya yang nyentrik, berbeda dengan menteri yang lain. Tak luput pula dari gunjingan di media sosial seperti twitter maupun facebook.
Penampilanya nyentrik, rambut warna coklat, merokok dan bertato. Gaya bicaranyapun ceplas ceplos, sebagaimana di beritakan di okezone, "Setop dulu dong wawancaranya biar aku bisa selesaikan rokok ini sampai habis." kata Susi ketika hendak di wawancarai wartawan di Istana Negara, Minggu 26/10/2014.
1. Penghargaan Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004,
2. Penghargaan Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005
3. Penghargaan Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia.
Penampilanya nyentrik, rambut warna coklat, merokok dan bertato. Gaya bicaranyapun ceplas ceplos, sebagaimana di beritakan di okezone, "Setop dulu dong wawancaranya biar aku bisa selesaikan rokok ini sampai habis." kata Susi ketika hendak di wawancarai wartawan di Istana Negara, Minggu 26/10/2014.
Bio Data Susi Pudjiastuti
Media Online seperti Wikipedia Indonesia juga telah merilis profil Susi Pudjiastuti, yaitu antara lain:
1. Nama :Susi Pudjiastuti
2. Tempat Tanggal Lahir : Pangandaran, 15 Januari 1965
3. Nama Orang Tua : Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah
4. Pendidikan terakhir : SMAN Yogyakarta, kelas 2 berhenti.
5. Suami : Christian von Strombeck (berkebangsaan Jerman)
2. Tempat Tanggal Lahir : Pangandaran, 15 Januari 1965
3. Nama Orang Tua : Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah
4. Pendidikan terakhir : SMAN Yogyakarta, kelas 2 berhenti.
5. Suami : Christian von Strombeck (berkebangsaan Jerman)
Karir Susi Pudjiastuti
Diawalai tahun 1983 sebagai pengepul ikan di tempat pelelangan ikan Pangandaran dengan modal Rp. 750 ribu. Dengan modal pas pasan itulah susi mengelola usahanya dengan bekerja keras dari tahun ke tahun.
Tidak diduga perkembangan usahanya berkembang pesat sehingga pada tahun 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan yang di beri nama PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulanya yaitu lobster dengan merek Susi Brand. Produknya tidak hanya memenuhi pasar domestik melainkan sudah menyebrang ke mancanegara. Pasarnya cukup luas tidak hanya di Asia saja bahkan sampai ke Amerika.
Karena pasarnya yang luas jika mengandalkan transportasi laut tentunya tidak akan didapatkan produk yang segar jika telah sampai tempat tujuan. Pada tahun 2004 Susi memberanikan diri dengan membeli pesawat kecil Cessna Caravan seharga Rp 20 milyar. Keberanian spekulasi bisnisnya perlu di acungi jempol, walaupun uang sebanyak itu ia dapatkan dari pinajaman bank
Dengan pesawat satu satunya yang ia miliki itu digunakan sebaik baiknya untuk mengangkut produk perusahaanya yaitu ikan segar hasil tangkapan nelayan keberbagai daerah di seluruh Indonesia bahkan sampai ke Jepang.
Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation pesawat Cessna Caravan terus mengudara dengan nama Susi Air. Hingga pada waktu terjadinya bencana sunami Aceh 26 Desember 2004, peristiwa sejarah yang mengerikan itu, ternyata menjadi awal perkembangan Susi Air. Pesawatnya yang tadinya di gunakan untuk distribusi ikan dengan adanya sunami tersebut di gunakan untuk mengangkut logistik bantuan bagi korban bencana sunami yang berada di daerah terpencil dan terisolasi.
Sejak peristiwa itu Susi merubah haluan bisnisnya menjadi pesawat pengangkut logistik dan disewakan untuk keperluan lainya. Selama tiga tahun berjalan, perusahaan penerbangan ini semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, ada 4 di Papua, 4 pesawat di Balikpapan, Jawa dan Sumatera.
Dengan banyaknya permintaan pasar akan penggunaan pesawat ini, penambahan pesawat terus di lakukan hingga memiliki 32 pesawat Cessna Grand Caravan, 9 pesawat Pilatus Porter, 1 pesawat Diamond star dan 1 buah pesawat Diamond Twin star. Sekarang Susi Air memiliki 49 dan mengoperasikan 50 pesawat terbang beragam jenis.
Tidak hanya itu pada tahun 2008 lalu, Susi Pudjiastuti juga mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot Susi Flying School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School.
Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation pesawat Cessna Caravan terus mengudara dengan nama Susi Air. Hingga pada waktu terjadinya bencana sunami Aceh 26 Desember 2004, peristiwa sejarah yang mengerikan itu, ternyata menjadi awal perkembangan Susi Air. Pesawatnya yang tadinya di gunakan untuk distribusi ikan dengan adanya sunami tersebut di gunakan untuk mengangkut logistik bantuan bagi korban bencana sunami yang berada di daerah terpencil dan terisolasi.
Sejak peristiwa itu Susi merubah haluan bisnisnya menjadi pesawat pengangkut logistik dan disewakan untuk keperluan lainya. Selama tiga tahun berjalan, perusahaan penerbangan ini semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, ada 4 di Papua, 4 pesawat di Balikpapan, Jawa dan Sumatera.
Dengan banyaknya permintaan pasar akan penggunaan pesawat ini, penambahan pesawat terus di lakukan hingga memiliki 32 pesawat Cessna Grand Caravan, 9 pesawat Pilatus Porter, 1 pesawat Diamond star dan 1 buah pesawat Diamond Twin star. Sekarang Susi Air memiliki 49 dan mengoperasikan 50 pesawat terbang beragam jenis.
Tidak hanya itu pada tahun 2008 lalu, Susi Pudjiastuti juga mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot Susi Flying School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School.
Penghargaan Yang Telah Diterima Susi Pudjiastuti
Susi menerima banyak penghargaan antara lain :1. Penghargaan Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004,
2. Penghargaan Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005
3. Penghargaan Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia.
4. Penghargaan Inspiring Woman 2005 dari Metro TV
5. Penghargaan Eagle Award 2006 dari Metro TV,
6. Penghargaan Indonesia Berprestasi Award dari PT Exelcomindo dan Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009.
5. Penghargaan Eagle Award 2006 dari Metro TV,
6. Penghargaan Indonesia Berprestasi Award dari PT Exelcomindo dan Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009.
Ulasan Berita Dari Berbagai Sumber
Advertisement