Profesi Penyuluh Pertanian Kurang Diminati Generasi Muda - Inovasi dan teknologi baru banyak bermunculan, tidak ketinggalan pula di bidang pertanian. Namun demikian kerja keras para peneliti dan inovator akan sia-sia apabila temuan-temuan itu tidak di implementasikan di lapangan. Di bentuknya penyuluh pertanian tidak lain karena untuk menyampaikan kepada petani tentang kemajuan/perkembangan bidang pertanian saat ini agar petani tidak ketinggalan teknologi. Di sinilah peran penting seorang penyuluh pertanian.
Mengingat peran penting peyuluh pertanian pemerintah menyiapkan sekolah sekolah pertanian baik tingkat menengah atas maupun perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Bahkan ada perguruan tinggi spesialisasi bidang penyuluh pertanian diantaranya STPP (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian ) yang berada di Bogor. Hal ini di maksutkan untuk memnuhi kebutuhan akan profesi spesialis penyuluh pertanian.
Tetapi kenyataannya tenaga penyuluh lapangan bidang pertanian masih kekurangan. Ini indikasi bahwa minat para generasi muda untuk menekuni bidang pertanian khususnya penyuluh pertanian masih kurang. Idealnya jumlah penyuluh dalam satu desa adalah satu orang. Keadaan sekarang satu orang penyuluh untuk 2-3 desa (ungkap Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan kepada liputan6)
Untuk itu pada tahun mendatang akan diusulkan/diajukan permohonan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk menambah formasi CPNS untuk tenaga penyuluh pertanian. Seharusnya, kata Rusman Heriawan lagi setiap tahunnya penambahan penyuluh jumlahnya 2000 orang. Namun realisasinya hanya ratusan saja, itupun lebih sedikit dari jumlah penyuluh yang pensiun.
Dapat dipahami bahwa kurangnya minat generasi muda terhadap profesi penyuluh ini adalah penempatan lokasi kerja yang jauh dari perkotaan yaitu didaerah pelosok dan tertinggal. Namun bagi pemuda yang berjiwa nasionalisme tinggi tentu hal itu bukan kendala. Karena tempat tidak akan jadi persoalan selama bisa berperan dalam pembangunan dan kemajuan bangsa khususnya pertanian Indonesia.
Mengingat peran penting peyuluh pertanian pemerintah menyiapkan sekolah sekolah pertanian baik tingkat menengah atas maupun perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Bahkan ada perguruan tinggi spesialisasi bidang penyuluh pertanian diantaranya STPP (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian ) yang berada di Bogor. Hal ini di maksutkan untuk memnuhi kebutuhan akan profesi spesialis penyuluh pertanian.
Tetapi kenyataannya tenaga penyuluh lapangan bidang pertanian masih kekurangan. Ini indikasi bahwa minat para generasi muda untuk menekuni bidang pertanian khususnya penyuluh pertanian masih kurang. Idealnya jumlah penyuluh dalam satu desa adalah satu orang. Keadaan sekarang satu orang penyuluh untuk 2-3 desa (ungkap Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan kepada liputan6)
Untuk itu pada tahun mendatang akan diusulkan/diajukan permohonan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk menambah formasi CPNS untuk tenaga penyuluh pertanian. Seharusnya, kata Rusman Heriawan lagi setiap tahunnya penambahan penyuluh jumlahnya 2000 orang. Namun realisasinya hanya ratusan saja, itupun lebih sedikit dari jumlah penyuluh yang pensiun.
Dapat dipahami bahwa kurangnya minat generasi muda terhadap profesi penyuluh ini adalah penempatan lokasi kerja yang jauh dari perkotaan yaitu didaerah pelosok dan tertinggal. Namun bagi pemuda yang berjiwa nasionalisme tinggi tentu hal itu bukan kendala. Karena tempat tidak akan jadi persoalan selama bisa berperan dalam pembangunan dan kemajuan bangsa khususnya pertanian Indonesia.
Advertisement