Jenitri, Air Mata Dewa Syiwa Yang Jatuh Di kebumen - Meskipun Indonesia adalah produsen dan pengexport biji Jenitri terbesar di dunia , namun banyak juga masyarakat dan petani yang belum mengetahui apa itu biji Jenitri. Ini adalah peluang agribisnis yang perlu di kembangkan, karena lahan pertanian kita yang subur, cocok untuk budidaya pohon Jenitri.
Jenitri atau Genitri atau bahasa latinnya Olaeocarpus Genitrus di India dikenal dengan nama Rudraksa yang artinya air mata dewa Syiwa. Sesuai dengan namanya maka buah ini banyak di manfaatkan untuk keperluan ibadah umat agama Hindu. Orang India percaya bahwa biji Rudraksa adalah air mata dewa syiwa yang menetes di bumi. Export biji Jenitri dari Indonesia ke India mencapai 500 milyar pertahun atau sekitar 70 persen. Sedangkan 30 persenya dari Nepal dan negara lainya.
Sentra agribisnis biji Jenitri ini bermula dari Kebumen, walaupun sekarang sudah berkembang di wilayah lain seperti Lampung, Kalimantan, Bali, Timor dan wilayah lainnya. Konon ada kisah yang tidak diketahui sumbernya, bahwa sekitar 150 tahun silam ada orang India tinggal di desa Kauman, Kebumen, Jawa Tengah membudidayakan pohon jenitri serta mengajari masyarakat sekitar cara pemanfaatannya. Setelah berkembang orang India yang berganti nama menjadi Mukti ini lalu menampung dan membeli hasil panen buah jenitri dari masyarakat sekitarnya dengan harga yang tinggi. Dari sinilah buah jenitri lalu berkembang di desa lain hingga seluruh Indonesia.
Buah Jenitri yang masih segar pada umumnya mempunyai bentuk bulat bola, kulit buah halus warna hijau ketika masih muda dan biru tua ketika buah sudah tua. Besar kecilnya buah bervariasi, dengan diameter buah antara 0,5 cm hingga 2 cm. Bila kulit buah terkelupas, tampak biji Jenitri dengan batok yang bergerigi bagian luarnya, mempunyai relief seperti biji pepaya. Biji Jenitri yang sudah tua dan kering mempunyai batok sangat keras dan tahan untuk disimpan sampai puluhan tahun
Harga biji Jenitri berbeda beda berdasarkan ukuran dan bentuk atau geriginya yang unik. Biji Ganitri di kelompokan dalam beberapa klasifikasi untuk menentukan harga dalam perdagangan biji Jenitri.
Jenitri atau Genitri atau bahasa latinnya Olaeocarpus Genitrus di India dikenal dengan nama Rudraksa yang artinya air mata dewa Syiwa. Sesuai dengan namanya maka buah ini banyak di manfaatkan untuk keperluan ibadah umat agama Hindu. Orang India percaya bahwa biji Rudraksa adalah air mata dewa syiwa yang menetes di bumi. Export biji Jenitri dari Indonesia ke India mencapai 500 milyar pertahun atau sekitar 70 persen. Sedangkan 30 persenya dari Nepal dan negara lainya.
Sentra agribisnis biji Jenitri ini bermula dari Kebumen, walaupun sekarang sudah berkembang di wilayah lain seperti Lampung, Kalimantan, Bali, Timor dan wilayah lainnya. Konon ada kisah yang tidak diketahui sumbernya, bahwa sekitar 150 tahun silam ada orang India tinggal di desa Kauman, Kebumen, Jawa Tengah membudidayakan pohon jenitri serta mengajari masyarakat sekitar cara pemanfaatannya. Setelah berkembang orang India yang berganti nama menjadi Mukti ini lalu menampung dan membeli hasil panen buah jenitri dari masyarakat sekitarnya dengan harga yang tinggi. Dari sinilah buah jenitri lalu berkembang di desa lain hingga seluruh Indonesia.
Buah Jenitri yang masih segar pada umumnya mempunyai bentuk bulat bola, kulit buah halus warna hijau ketika masih muda dan biru tua ketika buah sudah tua. Besar kecilnya buah bervariasi, dengan diameter buah antara 0,5 cm hingga 2 cm. Bila kulit buah terkelupas, tampak biji Jenitri dengan batok yang bergerigi bagian luarnya, mempunyai relief seperti biji pepaya. Biji Jenitri yang sudah tua dan kering mempunyai batok sangat keras dan tahan untuk disimpan sampai puluhan tahun
Harga biji Jenitri berbeda beda berdasarkan ukuran dan bentuk atau geriginya yang unik. Biji Ganitri di kelompokan dalam beberapa klasifikasi untuk menentukan harga dalam perdagangan biji Jenitri.
Klasifikasi dibuat tersebut ditentukan berdasarkan ukuran diameter biji, dari 5 mm
hingga 10 mm.
Selain diklasifikasikan berdasarkan ukuran diameter
biji, penentuan harga dalam perdagangan biji Jenitri juga berdasarkan
pada jumlah Mukhi yang dimiliki oleh biji Jenitri. Mukhi adalah lekukan
atau garis membujur yang ada pada biji Jenitri. Harga paling tinggi dengan bentuk besar dan lekukan yang dalam dan unik bisa mencapai Rp 2.500 per butir atau lebih.
Baca juga : Cara Budidaya Buah Jenitri
Baca juga : Cara Budidaya Buah Jenitri
Elaeocarpus ganitrus
Read more at http://uniqpost.com/23143/harga-buah-genitri-setara-dengan-harga-berlian/
Read more at http://uniqpost.com/23143/harga-buah-genitri-setara-dengan-harga-berlian/
Elaeocarpus ganitrus
Read more at http://uniqpost.com/23143/harga-buah-genitri-setara-dengan-harga-berlian/
Read more at http://uniqpost.com/23143/harga-buah-genitri-setara-dengan-harga-berlian/
Elaeocarpus ganitrus
Read more at http://uniqpost.com/23143/harga-buah-genitri-setara-dengan-harga-berlian/
Read more at http://uniqpost.com/23143/harga-buah-genitri-setara-dengan-harga-berlian/
Elaeocarpus ganitrus
Read more at http://uniqpost.com/23143/harga-buah-genitri-setara-dengan-harga-berlian/
Read more at http://uniqpost.com/23143/harga-buah-genitri-setara-dengan-harga-berlian/
Elaeocarpus ganitrus
Read more at http://uniqpost.com/23143/harga-buah-genitri-setara-dengan-harga-berlian/
Read more at http://uniqpost.com/23143/harga-buah-genitri-setara-dengan-harga-berlian/
Advertisement