-->
ads here

Cara Budidaya/Beternak Ayam Pedaging / Ayam Broiler

- 10/12/2014
advertise here
Ayam ras pedaging di sebut juga ayam Broiler populer di Indonesia sejak tahun 1980-an, hasil persilangan dari ayam memiliki daya produktifitas yang tinggi. Petani atau peternak lebih menyukai ayam ras ini dikarenakan waktu pemeliharaanya yang relatif singkat yaitu antara 5- 6 minggu saja sudah dapat di panen. Sehingga beternak ayam ras Broiler adalah salah satu model agribisnis yang banyak di minati. berikut ini sara budidaya ayam ras pedaging atau ayam Broiler : 




1. Persiapan Kandang

Kandang yang baik untuk usaha ternak ayam ras harus memenuhi beberapa syarat, yaitu meliputi:
  • Temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, 
  • Kelembaban berkisar antara 60-70%, 
  • Penerangan/pemanasan kandang untuk menghangatkan ayam, 
  • Tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, 
  • Untuk kontruksi kandang bisa menggunakan bambu, kayu atau bahanlainya, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
Sedangkan peralatan penunjang lainnya yang diperlukan dalam pemeliharaan ayam broiler yaitu
  • Alas Lantai. Alas lantai harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal alas lantai kurang lebih 10 cm, yaitu dengan menggunakan campuran kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau bisa juga serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm.
  • Indukan atau brooder. Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan jangkauan 1-3m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
  • Tempat bertengger (bila perlu). Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin 
  • Tempat makan, minum dan tempat grit. Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat.
    Alat-alat penunjang lainya seperti, suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain. 

 

2. Pemilihan Bibit Ayam

 Dalam pemilihan bibit ayam ras briler yang harus di perhatikan adalah :
  • Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
  • Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
  • Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
  • Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
  • Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
  • Tidak ada kotoran di sekitar duburnya.

3. Pemeliharaan Ayam Ras Broiler

a. Pemberian Pakan dan Minuman
Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
  • Fase Starter adalah sebagai berikut: kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal. Sedangkan kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
  • Fase finisher adalah sebagai berikut: kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal. Sedangkan kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umur37-43 hari) 129 gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.adi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829gram.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
  • Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertamahendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
  • Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
b. Pemeliharaan Kandang
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada area peternakan merupakan  usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

4. Hama dan Penyakit Ayam Ras Broiler

 a. Penyakit Yang Sering Timbul
  • Berak darah (Coccidiosis). Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi,
    bulu kusam menggigil kedinginan. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga alas lantai tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
  • Tetelo (NCD/New Casstle Diseae). Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai  sekarang belum ada obatnya.
b. Hama 
  • Tungau (kutu). Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu
    karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus. Pengendalian: (1) sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat; (2) dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
  • Tikus. Pengendalian tikus dapat di cegah dengan pemberian umpan racun dan perangkap/jerat tikus berupa kandang dari kawat yang diberi umpan makanan kesukaan tikus, seperti ikan asin, roti kering dan lainya.

5. Panen

Pemanenan hasil budidaya/ peternakan ayam ras broiler dapat dilakukan setelah berat badannya minimal mencapai 1,5  kg atau sekitar umur 40-45 hari. Sumber : Menristek, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek

Baca Juga : Analisa Usaha Budidaya Ayam Pedaging Broiler














Advertisement advertise here